Wednesday, September 26, 2012

alat pembalut

ALAT PEMBALUT
A.    Plester
1.      Pengertian
Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat. Meskipun terdapat banyak vatiasi plester dengan fungsi perlindungan, terdapat pula jenis yang khusus untuk kesempatan tertentu, seperti untuk kedokteran olahraga, pemegang makanan, dan rehabilitasi. Misalnya Band-Aid, Curad, Nexcare, Kinesio Tape, McConell Tape, Micropore, Vetrap, dll. Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alih-alih melindungi luka disebut plester transdermal.
Luka disebabkan hasil operasi kini bisa diminimalkan berkat plester revolusioner. Plester yang terbuat dari silikon ini direkatkan di atas luka dan didiamkan sampai delapan minggu. Plester ini bekerja dengan mengurangi ketegangan pada kulit yang mengarah ke jaringan parut.
Setelah operasi, jahitan biasanya dilakukan untuk merekatkan dua sisi jaringan bersama-sama sehingga dapat menyembuhkan luka dan kembali menggabungkan kulit. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa sembilan dari sepuluh orang yang menjalani operasi rutin dalam enam sampai 12 bulan merasa tidak senang dengan bekas luka mereka. Mereka pun lalu menggunakan plester tersebut. Plester itu direkatkan ke kulit segera setelah jahitan dihapus. Setelah beberapa jam, plester ditarik dengan lembut sehingga menarik jaringan sekitar menuju luka. Hal ini mengurangi ketegangan pada daging dan menghentikan penyebaran jaringan parut.

Sekarang, pengobatan ini telah dikembangkan oleh para ilmuwan di Stanford University di Amerika Serikat. Plester ini pertama kali diuji coba pada babi yang memiliki kulit sangat mirip dengan manusia. Ditemukan, plester ini mampu mengurangi hingga enam kali lipat jumlah jaringan parut yang disebabkan oleh sayatan satu inci

2.      Golongan plester
a.       Autoclave tape
Pabrik 3 M memproduksi plester ini untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi, untuk membedakan kemasan atau alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi mana yang belum (sebagai indikator).
Pada suhu 1210 C plester ini berubah warna:
5 menit pertama : 50% warna yang berubah
15 menit             : 90% warna yang berubah
20 menit             : 100% warna yang berubah (putih menjadi coklat).
b.      Adhesive tape
Sebenarnya semua itu adhesive, artinya dapat melekat, dapat menempel pada tubuh kita. Masyarakat awam mengenal apa yang disebut plester yaitu plester rol-rolan yang digunting untuk dipakai sebagai penutup luka atau menempelkan gaas pada tubuh kita. Dikenal sebagai plester yang berpori, berwarna merah kecoklatan, dan agak tebal yaitu Plester ZnO sejenis: LEUCOPLAST, TENSOPLAST, Band-aid, Handyplast
c.       Medical tape
Yang dimaksud dengan medical ape adalah plester obat, yaitu plester yang mengandung obat seperti: Salonpas, Tokuhon, Capsicum Plaster (koyok cap cabe).
d.      Surgical tape
Surgical tape adalah plester yang digunakan dalam pembedahan , yang tidak meninggalkan residu dan tidak menimbulkan rasa sakit apabila dilepaskan setelah menempel dan tidak menyebabkan gatal- gatal serta alergi, seperti: MICROPORE, Durapore, Transpore, Blenderm.
3.      jenis dan manfaat plester
a.       Sebagai pembalut luka ringan
b.      Sebagai pembalut luka setelah oprasi
c.       Sebagai pelekat pada aalkes yang lain
d.      Plester penurun panas
e.       Plester penghilang rasa sakit

4.      Gambar plester
a.       Plester pembalut luka
5.      Cara penggunaan plester
Pada dasarnya penggunaan plester hamper semua sama yaitu dengan meneempelkan plester tersebut pada tempat yang sakit. Contohnya  pada plester yang berfungsi sebagai pembalut luka,cara yang digunakan hanya melepas bagian yang menutupi pusat obat.
B.     GAAS ( KASA )
1.      Pengertian
Saat ini ada berbagai macam pembalut luka modern yang bisa dipakai sesuai kondisi/kebutuhan luka masing-masing. Di antaranya, pembalut yang mengandung calsium alginate, hydroactive gel, hydrocoloid, nystatin, dan metronidazole. Dengan pembalut semacam ini, luka tidak perlu dibuka dan dibersihkan setiap hari, cukup beberapa hari sekali.
Calsium alginate yang berbahan rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. Karenanya dapat menyerap cukup banyak cairan luka, merangsang proses pembekuan darah, dan mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.
Hydroactive gel dapat membantu proses pelepasan jaringan mati (nekrotik). Sedang hydrocoloid yang berbentuk lembaran tebal/tipis atau pasta dapat mempertahankan kelembaban luka, menyerap cairan, menghindari infeksi. Cocok untuk luka yang merah, bengkak, atau mengalami infeksi.
Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi bau tidak sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang juga berfungsi menyerap cairan dan mengontrol bau tidak sedap.
Ada juga pembalut yang mengandung aquacel, yang terbuat dari selulosa berdaya serap sangat tinggi; atau pembalut mengandung campuran zinc dan metronidazole yang dapat membantu pelepasan jaringan mati, menjaga kelembaban, mengurangi bau, dan mudah dibuka. Tetapi pembalut jenis ini tidak boleh digunakan pada saat radiasi.
Tanpa pembalut-pembalut modern itu, kasa steril dan obat luka yang diberikan dokter sudah cukup. Yang penting bersihkan luka, keringkan (termasuk kalau berdarah, bersihkan dulu darahnya), obati, kemudian tutup dengan kasa steril dan perekat.
Tetapi ada juga luka kanker yang tidak perlu ditutup pembalut. Misalnya luka di dalam mulut dan tenggorokan akibat kanker nasofaring, atau akibat kemoterapi dan radiasi di area kepala-leher-dada. Untuk mencegah infeksi Anda bisa menggunakan obat kumur yang mengandung mycostatin dan garam, atau membuat sendiri obat kumur dari campuran ½ sendok teh baking soda dan ½ sendok teh garam dilarutkan dalam segelas besar air hangat.
Prinsip perawatan luka yang lain adalah tidak boleh membuat sebuah luka menjadi luka baru (berdarah) lagi, karena itu berarti harus memulai perawatan dari awal lagi. Juga, harus bisa mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mengontrol perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri , dan merawat kulit di sekitar luka.
Yang penting diperhatikan dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka, menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering. Hindari tindakan menggaruk luka atau kulit di sekitar luka.
Segeralah berkonsultasi ke dokter jika ada tanda-tanda infeksi, yaitu kulit di sekitar luka berwarna merah, bengkak, suhu tubuh meningkat, nyeri, mengeluarkan bau tidak sedap (yang berbeda dari biasanya), mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan, atau mengalami perdarahan yang sulit dihentikan.
Screen (kain kasa) adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda - benda yang dicap (sablon ). Kasa yang terbuat dari serat sintetis, seperti Nylon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan tegangan kasa terjaga, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa. Kain kasa banyak diperdagangkan dengan nama nama seperti Monyl,Nytal,Nybolt,Estal dll. Konstruksi kain kasa menentukan jumlah pasta yang keluar, konstruksi kasa biasa dinyatakan dengan jumlah tetal benang per inchi ( Mesh Count ) atau per cm kain kasa( Raster count ) yang umum disebut Penomoran Kasa. Kesesuaian Nomor Kasa dengan jenis kain dan motif
Jenis kain dan motif
Nomor kasa
- Kain – kain handuk
- Motif kasar ( blok ) pada kain kain kasar
- Motif kasar ( blok ) pada kain kain halus
- Motif – motif halus
- Motif motif garis pada kain kain kasar
- Motif–motif garis, halftones pada kain lembut, kain sintetik
Kasa dengan tetal/cm 19 - 34
Kasa dengan tetal/cm 34 - 49
Kasa dengan tetal/cm 43 - 55
Kasa dengan tetal/cm 49 - 62
Kasa dengan tetal/cm 55 – 62
Kasa dengan tetal/cm 55 - 100




2.      Fungsi kasa
a.       Sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dengan kotoran lain
b.      Sebagai bahan pembuat sablon
c.       Pengganti kapas ketika oprasi
d.      Sebagai perawatan luka
3.      Jenis - jenis kasa
a.       Kasa steril
b.      Kasa alcohol
c.       Kasa pembalut
d.      Kasa roll
e.       Kasa hidrofil
4.      Contoh gambar kasa
a.       Kasa steril  
                                      
b.      Kasa alcohol
                                     

c.       Kasa pembalut
                                    
d.      Kasa roll
                                
e.       Kasa hidrofil
                                   




5.      Cara sterilisasi kasa
Pada percobaan kali ini kami melakukan uji sterilitas pada sediaan cair, kasa dan sediaan semisolid. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 6 buah cawan petri, 1 buah pipet media, 2 buah bunsen, 1 buah pipet steril, 2 buah spatel, 1 buah pinset, dan 1 buah kaca arloji. Semua media dan alat yang digunakan harus dalam keadaan steril agar tidak terjadi kontaminasi pada media yang akan diuji.
Pada percobaan uji sterilitas sediaan cair pertama kita memasukan masing-masing 1 ml cairan injeksi pada kedua cawan petri. Setelah itu dimasukkan media NA dan SDA pada masing-masing cawan petri sebanyak 15 ml. Lalu lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media beku. Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37°C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25°C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh bakteri pada media NA dan juga tumbuh kapang pada media SDA. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sediaan injeksi tidak steril yaitu terdapatnya bakteri dan kapang.
Pada percobaan uji sterilitas pada kasa kami menguji perbandingan antara kasa yang sudah disterilkan dengan kasa yang belum steril yang di uji pada media NA dan SDA. Proses pengerjaan percobaan ini dilakukan pada LAF agar tidak terjadi kontaminasi pada kasa dan media yang sudah steril. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan cara menaruh media NA daan SDA pada cawan petri yang berbeda sebanyak masing masing 15ml. Setelah media menjadi padat maka cawan diberi garis menjadi 2 bagian yang sama satu sisi disimpan untuk kasa yang sudah steril dan satu sisi lagi untuk kasa yang belum steril pada masing masing media. Lalu dilakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media beku. Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37°C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25°C. Setelah diinkubasi selama 4 hari maka kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas bahwa pada media SDA tumbuh kapang dan khamir di bagian kasa yang belum steril sedangkan di bagian kasa steril tidak tumbuh mikroba apapun. Sama halnya pada media NA dibagian kasa tidak steril tumbuh bakteri sedangkan pada kasa steril sebenarnya tidak tumbuh bakteri namun terkontaminasi oleh kasa tidak steril sehingga bakteri menyebar sampai tempat kasa steril hal tersebut dikarenakan kasa steril dan kasa tidak steril berada dalam satu cawan petri.
Pada percobaan uji sterilitas sediaan semisolid pertama kita memasukan masing-masing media NA dan SDA  pada cawan petri sebanyak 15 ml. Diamkan media sampai beku lalu lubangi pada tengah media menggunakan alat pelubang. Timbang masing-masing 200 mg salep untuk media NA dan SDA dan masukan ke lubang pada media tersebut. Lalu lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit . Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37°C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25°C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh bakteri pada media NA dan juga tumbuh jamur pada media SDA. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sediaan semisolid yang berupa salep tidak steril yaitu terdapatnya bakteri dan kapang.
C.    Perban
1.      Sejarah singkat
Tenun serat pati yang diolah menjadi perban dapat larut pada kulit dan diserap oleh tubuh. Teknologi ini dapat menghilangkan sengatan dan kesulitan saat melepas perban tersebut. Menurut peneliti dari Penn State, selain untuk perban, serat pati juga dapat digunakan sebagai tissue, serbet, dan produk biodegradable lainnya.
Peneliti melarutkan serat pati menjadi cairan dan kemudian memutarnya menjadi untaian panjang yang dapat ditenun menjadi tikar. Untuk mengubahnya menjadi benang tipis, para peneliti menambahkan pelarut yang dapat memudahkan serat pati itu untuk terpisah.
Pelarut memungkinkan struktur molekul dari serat pati itu terjaga. Lalu perangkat electrospinning digunakan untuk mengubahnya menjadi untaian panjang. Serat kemudian ditenun ke dalam berbagai bahan, mulai dari kertas hingga perban.
Jika digunakan sebagai perban, serat akan berubah menjadi glukosa yang kemudian diserap oleh tubuh manusia. Menurut pemimpin penelitian, Lingyan Kong, tidak ada lagi membuka perban dengan paksa.
Serat ini juga bisa melayani fungsi di mana bahan polimer lain biasanya digunakan. Penelitian yang didukung oleh U.S Department of Agriculture ini tengah dalam proses pengesahan hak paten.
2.      Pengertian
Suatu kain yang digunakan untuk menutupluka atau bias juga digunakan sebagai pengikat pada bagian yang sakit. Sejatinya tidak ada perbedaan antara perban dan kasa dari segi kegunaannya , keduanya berfungsi sebagai penutup luka.
Yang membedakan keduanya adalah dari macam macam kasa ada yang steril akan tetapi perban belum kami temui sampai saat ini perban yang steril.pada pemakaiannya pun perban hanya dipakai pada bagian luar saja misalnya pada kaki, tangan, kepala dll, sedangkan pada kasa selain digunakan pada bagian luar kasa juga digunakan untuk oprasi, sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dll.
3.      Jenis
a.       Perban kompres
b.      Perban segi tiga
c.       Perban pita
4.      Manfaat
Manfaat dari perban adalah sebagai pembalut luka ataupun memar yang diderita oleh pasien.perban juga dapat digunakan sebagai pembalut tulang yang keseleo, patah tulang dll








5.      Contoh gambar